Senin, 21 September 2009

Raja Ampat, Mutiara di Ujung Timur




Kemilau Alam di Bumi Perawan

KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO
Aktivitas snorkeling di perairan Pulau Wayag, Waigeo Barat, Raja Ampat, Papua Barat. Letaknya yang berada di wilayah segitiga terumbu karang dunia (Coral Triangle) membuat Raja Ampat dinobatkan sebagai kawasan yang paling kaya dengan keragaman hayatinya di dunia.

Rabu, 26 Agustus 2009 12:24 WIB
Kontributor Oleh Kornelis Kewa Ama
Dari Jayapura terus berlayar dengan perahu menuju Biak. Di sana terdapat upacara adat yang disebut Wor Barapen, sebuah kebiasaan kaum muda dan orangtua untuk menginjak batu karang tajam yang sudah dibakar.
Seorang pimpinan spritual dengan kemampuan magis membacakan doa bagi orang lain yang sedang berjalan di atas batu-batu itu. Jika kaki terluka, orang itu terlalu banyak dosa. Adat perkawinan tradisional orang Biak Munara disebut Yakyaker Purbakbuk. Yakyaker artinya membiarkan seorang pengantin wanita pergi ke kediaman pengantin pria. Ini merupakan perayaan adat terbesar selama hidup di Biak, dirayakan sampai tujuh hari.
Taman Burung di Desa Rim, Kecamatan Biak Timur. Banyak burung khas Papua dan burung-burung langka di Indonesia dapat ditemukan di taman burung Rim dengan luas dua hektar. Kepulauan Padaido terdiri dari 30 buah pulau kecil dan besar disebut Pulau-pulau Schouten seorang berkebangsaan Belanda. Pulau itu ditemukan tahun 1602. Padaido memiliki keindahan taman laut berkelas dunia. Laut yang jernih dengan berbagai tumbuhan laut termasuk terumbu karang di dalamnya. Dua pulau kecil paling indah yakni Ureb dan Mansurbabo dengan terumbu karang, pantai pasir putih sepanjang bibir pantai. Sinar matahari dapat menembus air laut sampai ke dasar laut. Kepulauan Padaido dapat digunakan diving, menyelam dan menyaksikan coral di dalam dasar laut.
Pagi hari, ketika matahari muncul di balik bukit Padaido, sinarnya memancar indah ke dasar laut. Segala tumbuh-tumbuhan laut, ikan, dan terumbu karang dapat dipantau dari darat. Dasar laut dengan pasir putih membuat panorama di perairan Padaido semakin asyik dinikmati. Tanah yang perawan. Keindahan tempat itu belum dinodai jejak industri kaum kapitalis.Dennis Orchid Park adalah taman di depan Kepulauan Padaido yang menyediakan tumbuh-tumbuhan alamiah khas di Biak. Berbagai jenis anggrek dapat ditemukan di taman itu, di Desa Sumberker. Anggrek tersebut merupakan asli Papua dan tidak pernah dicampur zat kimia lain. Pantai Imfendi terletak di Desa Adoki. Pantai tropis ini sangat indah untuk rekreasi dan santai. Terdapat hamparan pasir putih dengan air laut yang bening. Sungai Biru yang mengalir di dalam terowongan (goa) sampai ke laut. Di dalam goa itu ditemukan stalaktit dan stalagnit. Sungai ini terdapat di Desa Parai.
Di Biak ada pula Museum Cenderawasih yang memiliki koleksi benda-benda tradisional dan adat budaya khas Biak, senjata Perang Dunia II dari Jepang dan Sekutu, patung tradisional dari kayu menggambarkan nenek moyang Biak Numfor serta suku-suku di Biak. Di sana juga terdapat goa Jepang berisikan sejumlah tengkorak Jepang. Tengkorak Jepang ini menjadi obyek wisata yang menarik. Banyak warga Jepang datang ke Biak melihat goa itu. Ribuan serdadu Jepang mati terbunuh di dalam goa itu. Kedalaman goa itu sampai 100 meter.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar